Powered By Blogger

Minggu, 23 Maret 2014

Psikoterapi ( Portofilio 1 )

I. PENGANTAR

1. Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan proses mengobati gangguan psikologis dan tekanan mental. Selama proses ini, psikoterapis terlatih membantu klien mengatasi masalah khusus atau umum seperti penyakit mental tertentu atau sumber stres kehidupan. Tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh terapis, berbagai macam teknik dan strategi dapat digunakan. Namun, hampir semua jenis psikoterapi melibatkan mengembangkan hubungan terapeutik, berkomunikasi dan menciptakan dialog dan bekerja untuk mengatasi pikiran bermasalah atau perilaku.


Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Pengertian psikoterapi menurut para ahli:
a.  Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif. 
b.   Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
2. Tujuan Psikoterapi
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
  • Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  • Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  • Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  • Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  • Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  • Mengembangkan potensi klien.
  • Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  • Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  • Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  • Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  • Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  • Meningkatkan kesadaran diri.
  • Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  • Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.

Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).  Justru psikoterapi  hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Dalam sesi Psikoterapi, Anda akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri Anda, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila Anda ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu. 
3.  Unsur-Unsur Psikoterapi

Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :

1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
4.  Pesamaan Konseling dan Psikoterapi
 
Terdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi sehingga:


  1. Konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas,
  2. Konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi,
  3. Psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling.


                                     
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi





  1. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami ganguan psikologis atau sering disebut sebagai psikopatologis.
  2. Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
  3. Konseling lebih bersifat situasional contohnya cemas ketika akan menghadapi sidang skripsi, sedangkan psikoterapi itu mengalami kecemasan
  4. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret,sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-uba.   
5.   Pendekatan Terhadap Mental Lines
     a.       Biological 
         Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat.  Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin . juga mulai dikembangkan upaya bedah otak di London. 
     b.      Psychological  
         Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939).
     c.       Sosiological 
           Sosiological meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
     d.      Philosophic  
       Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
 6.      Bentuk Utama Terapi
      a.       Terapi Supportive 
          Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
      b.      Terapi Reducative 
               Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi kreatif. 
      c.       Terapi Reconstructive  
             Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
B.     Terapi Psikoanalisis (Sigmund Frued) 
1.      Konsep Dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian 
      a.       Kesadaran
Konsep ketaksadaran
             mimpi-mimpi → merupakan representative simbolik dari kebutuhan2, hasrat2  konflik
·         salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal
·         sugesti pascahipnotik
·         bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
·         bahan2 yg berasal dari teknik proyektif
      b.      Struktur Kepribadian
·         Id (Das Es)
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
·         Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
·         Super Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. 
     c.       Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus  yaitu : (1) tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
2.      Unsur-unsur Terapi 
       a.       Muncul Gangguan
Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
       b.      Tujuan Terapi
Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien   Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
       c.       Peran Terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
3.      Teknik Terapis 
      a.       Free Association 
             Suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yg berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu. 
      b.      Analisis Transference 
             Teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya   dalam terapi. 
      c.       Analisis Resisten 
          Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yg ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya
      d.      Analisis Mimpi  
        Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan. 

SUMBER :
http://psychology.about.com/od/psychotherapy/a/what-is-psychotherapy.htm
http://abimami.blogspot.com/2012/03/psikoterapi.html
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-%2C6 
http://monicawirina.blogspot.com/2013/04/pengertian-psikoterapi.html
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6
http://tutugagas.wordpress.com/2013/03/15/mengenal-psikoterapi-lebih-mendalam-lebih-kenal-maka-lebih-sayang/
http://yesimariati.blogspot.com/2013/04/persamaan-dan-perbedaan-konseling-dan.html
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Prof. Dr . Singgih D.Gunarsa, konseling dan psikoterapi2004, jakarta. PT BPK Gunung Mulia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar